Solo 2016

Sabtu tanggal 12 November 2016, kami sekeluarga liburan ke Solo untuk Wisata Kuliner. Maklum selama kerja saya belum pernah diliburkan hari Sabtu, mulai bulan ini tiap Sabtu 2 minggu sekali diliburkan, kebetulan adik saya juga libur, dan papa saya juga ijin. Tapi perjalanan kita kali ini tidak banyak foto-fotonya karena kamera saya ketinggalan


Sesampainya di Solo kita makan di Griya Dhahar Paris. Saya memesan Selat Solo (IDR 18.500) makanan khas Solo yang isinya telur masak kecap (warna coklat), kentang goreng dan kripik kentang Semur daging, buncis, wortel, tomat, ketimun. Rasa selat Solo ini cenderung manis. Mama saya beli Selat Galantine (IDR 18.500), Selat Galantine ini seperti Selat Solo tapi daging Semurnya diganti Galantine. Emak pesen Soup Galantine, Soup Galantine ini lebih seperti Soup daging biasa tapi ditambah galantine. Griya Dhahar Paris ini cocok untuk anak gaul yang suka foto karena dekorasinya bagus, gambar-gambar di temboknya bagus



Selat Solo


Setelah makan Selat Solo saya mencari Hotel untuk menginap, tapi sepanjang jalan yang kami lalui tidak ada hotel, akhirnya kami nge-waze hotel yang kira-kira harganya cocok. Kita menemukan Twin Star Hotel kita menyewa kamar Deluxe (IDR 250.000) dengan menyewa extra bed (IDR 100.000) cukup untuk berlima. Hotelnya bersih, kamar luas 27m2. Kita mandi di Hotel, sebelum kembali Nguliner di Solo.


Oke sekarang kita lanjut "Nguli" malam. Tempat pertama yang kita tuju adalah Nasi Liwet. Nasi Liwet yang saya makan adalah Nasi Liwet Yu Djambul (IDR 12.000). Nasi Liwet itu Nasi disiram kuah Sayur Manisa, dikasih telur kecap (telur coklat), santan kental, putih telur, ayam suwir. Rasanya enak dan pas. Oh ya saya juga mengambil tahu dan tempe bacem. Lebih enakan tempe bacemnya lebih merasuk.


Setelah itu, kita mencoba Markobar (Martabak Kota Barat). Awalnya saya mengira Markobar hanya ramai karena milik anak President, atau pesona Mas Kaesang yang lucu itu. Tapi setelah dipikir-pikir kan Pak Jokowi jadi Presiden mulai th. 2014. Lha ini Markobar kan udah berdiri mulai 1996, kok bisa bertahan dari saat Jokowi bukan siapa-siapa dan lagi ini Markobar kan punya Mas Gibran yang diem ya. Sudah lupakan analisa tersebut. Setelah saya makan itu martabak rasanya gurih dan kering terasa telur banget tapi g amis lho. Terang Bulannya terasa coklatnya, tidak leleh. Kejunya juga banyak, demikian pula kacangnya. Saya paling suka yang rasa Kit Kat. Di Kota Barat ini sepertinya pusat PKL, ada gudeg Solo, nasi liwet. Sayang perut sudah rasanya mau pecah. Jadi tidak bisa coba satu persatu.





Untuk menu terakhir yang masuk ke perut saya Susu. Di Solo ini banyak warung Susu. Tapi saya lupa warung susu apa tempat saya minum, yang jelas dekat Twin Star Hotel. Susunya kental dan banyak coklatnya. Enak. Malam ini saya tidur dengan perut gede kekenyangan sampe g bisa langsung tidur.


Pagi ini saya sarapan Timlo Pak Sastro di Pasar Gede. Saya pesen Timlo Sosis (bukan seperti sosis di Surabaya lho. Sosis Solo itu ayam dibungkus kulit pangsit terus digoreng) dan Telur kecap (telur coklat) karena saya tidak terlalu suka jeroan (IDR 15.000), emak yang pesen Timlo komplit bedanya cuma di jeroan (IDR 20.000). Di Warung Timlo Pak Sastro ini terdapat musisi jalanan yang membawakan lagu dan music khas jawa dan enak, dan lagi dia hanya memberi tempat uang di depannya, dia cuma nyanyi dan memainkan alat musik tanpa jalan dari meja ke meja, jadi saya tidak merasa rugi memberi duit.


Suasana Timlo Pak Sastro


Setelah makan kita masuk ke Pasar Gede. Pasar Gede ini menjual bermacam-macam barang dan makanan. Makanan yang saya cicipi krupuk Karak (Orang Solo bilang krupuk Karak, Orang Jatim bilang krupuk Puli, Orang Madiun bilang lempeng), Brem (Brem Solo itu bulat-bulat dan lebih manis, kalau Brem Madiun kotak lebih asam), Ayam goreng (Ayam ini dari ayam kampung umur 30 hari di rendam pakai air kelapa dan langsung digoreng jadi gurihnya bukan main), Dawet (Dawet Solo itu isinya Dawet, Gula merah cair, Nangka, Tape ketan hijau dan hitam, Selasih) rasanya Top bgt deh, Wedang Uwuh (Jamu khas Solo tapi saya tidak tau isinya apa saja sepertinya ada kayu secang, jahe, dkk).



Tidak lengkap rasanya jalan-jalan kita tanpa beli oleh-oleh. Kita beli oleh-oleh di PGS. Pusat Batik di Solo. Batiknya murah-murah. Saya sampe Khilaf beli 2 dress (IDR 50.000), Babydoll (IDR 25.000), baju anak untuk oleh-oleh keponakan (IDR 5.000), Bahan batiknya juga bagus, modelnya juga bagus.


Hari sudah siang saatnya pulang. Bye Solo See u next time. Saat sampai di Madiun kami mencoba Pecel Madiun Yu Gembrot. Enak bumbunya terasa daun jeruknya. Setelah itu langsung joss Surabaya


Back

Comments

Popular posts from this blog

Penipuan : bisnis follow instagram

Penipuan : Cari Jodoh

Labuan Bajo 2021