Happy New Year 2019
New Year kali ini saya sekeluarga ke Semarang. Berangkatnya tanggal 30 Desember 2018 pk 5.30 melewati Tuban. Mampir di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban. Lanjut ke Vihara SendangCoyo Lasem. Tapi saat sekarang saya tidak bisa masuk ke dalam mini Borobudurnya. Tempat ini mirip dengan Wat Pho.
Mirip Wat Pho kan juga ada gajahnya |
Kalau bagian yang ini beda dengan Wat Pho |
Setelah itu kita makan dulu di Kacang 2 kelinci makan Nasi Gandul. Ingat kalau mau makan di sini sebaiknya belanja kacang 2 kelinci dulu. Biar nanti dapat voucher makan Rp. 50.000 minimal makan Rp. 200.000.
Perjalanan kita lanjutkan ke Welahan. Klenteng Welahan ini ada 2 dan letaknya berdekatan yang pertama kita kunjungi yang Dewa utamanya Fu De Shen Zhen lalu nggak jauh dari sana ada Klenteng dengan Dewa utama Hian Thian Siang Tee. 2 Klenteng ini katanya Klenteng tertua di Jawa peninggalan dari Tan Siang Hoe yang sedang mencari kakaknya Tan Siang Djie di Pulau Jawa. Tan Siang Hoe adalah ahli pengobatan dari Tiongkok dan konon katanya di Klenteng ini ada pustaka pertama dari Tiongkok. Klenteng Hian Thian Siang Tee dulu adalah pusat perdagangan dan Klenteng Fu De Zhen Shen daerah hasil bumi. Di dekat Klenteng Hian Thian Siang Tee ini banyak kucing hitamnya. Kalau ke Klenteng Hian Thian Siang Tee usahakan bawa manisan sincia (Angco, Tang kwee, Jeruk kering, Plum kering, Gula batu, lengkeng kering) konon katanya kesukaan dari Dewa Hian Thian Siang Tee.
Perjalanan kita lanjutkan ke Semarang. Kita menginap di Tjiang Residence booking via Traveloka (Rp. 1.260.000 2 malam 2 kamar) Hotel ini berada di Gang Pinggir di daerah pecinan Semarang bernuansa Oriental. Di sekitar Hotel ini banyak Klenteng kecil yang Dewa utamanya Fu De Zhen Shen. Hotel ini juga dekat dengan Semawis (Semarang Wisata) sejenis pasar malam gitu yang menjual bermacam makanan. Semawis ini cuma ada pada hari Jumat, Sabtu, Minggu. Saat ini bayar pakai Go-Pay diskon 20-50% max Rp. 20.000 diantaranya ada Okiyaki, Cumi dan Gurita bakar (apinya gede), lalu cemilan yang diberi nitrogen yang kalau makan itu bisa berasap-asap mulutnya, lalu ada Sate Babi rasa Sate Kambing, Corndog, Takoyaki. Bener-bener sampai sangat kekenyangan saya cemal-cemil di Semawis, ada kulit babi di bakar di kedai Medan.
Keesokan harinya kita sembahyang dulu di Klenteng gang Lombok (Thay Kok Sie) dengan Dewa utamanya Dewi Kwan Im. Di dekatnya ada pujasera dan banyak penjual lunpia ada penjual mochi juga.
Setelah itu perjalanan kita lanjutkan ke Sam Poo Kong atau dikenal juga dengan nama Gedung Batu yang Dewa Utamanya Fu De Zhen Shen tapi juga ada altar Sam Poo Thay Djien, Kiai Jangkar dan Juru Mudi (Wan Cing Hong). Usahakan bawa bakpao berbentuk buah persik itu kesukaannya Sam Poo Kong. Tiket masuk bagi yang tidak sembahyang Rp. 28.000 sedangkan yang sembahyang tidak dikenakan tiket masuk. Klenteng ini dibangun tahun 1724 untuk penghormatan Laksamana Cheng He yang mendarat di China. Laksanama Cheng He mendapat 3 gelar kehormatan yaitu Sam Poo Thay Djin (Laksamana), Sam Poo Thai Kang (Kasir) dan Sam Poo Thai Rin (Pembesar). Cheng He adalah seorang penjelajah yang hidup saat Dinasti Ming dan beragama Islam. Pernah ke tanah Jawa dua kali yaitu tahun 1405 dan 1416, namun saat tahun 1416 kapalnya diterjang obak di pulau Jawa dan terdampar di Simonga. Klenteng ini bakal ramai saat bulan 6 tanggal 29 lunar calender serta Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon. DI Klenteng ini juga terdapat Gua yang di bagian luarnya terdapat sejarah tentang Cheng He di Indonesia. Gua ini konon katanya dulu tempat beristirahatnya Cheng He dan terdapat sumur tempat Wudhu.
Setelah itu seharusnya kita ingin ke Desa Wisata Kalipancur tempat resto yang ada pesawatnya. Tapi sayang tutup akhirnya kita ke Vihara Gunung Pati. Di Vihara ini Dewa utamanya Budha Gautama namun ada juga Dewi Kwan Im dan Four Face Buddha.
Perjalanan kita lanjutkan ke Seharusnya ingin ke Sidomuncul Agrowisata namun tidak terbuka untuk umum akhirnya kita ke Cimory. Cimory ini jual beraneka ragam yoghurt, coklat dan cake Cimory. Di Cimory juga ada peternakannya, kasih makan sapi, kelinci, kambing, burung dara, merak, juga ada rumah hobbitnya lho, tiket masuknya Rp. 15.000 dapat ditukar voucher belanja Rp. 10.000, ice cream disc 20% dan minuman jeruk.
Pulangnya kita mampir Vihara Gunung Kalong. Terdapat patung Kwan Im besar di atas gedung. Naik tangganya ya lumayan. Pemandangan dari atas sini begitu indah. Dewa utamanya Dewi Kwan Im
Vihara Gunung Kalong |
Setelah itu kita pulang ke hotel dan mampir ke Klenteng-klenteng di sekitar hotel. pk 19.30 kita ke peresmian Semarang Bridge Fountain ramai banget mana gerimis lagi. Malamnya saya jalan ke jalan Pemuda untuk melihat keramaian Malam tahun Baru
Keesokan harinya kami pergi ke Vihara Watu Gong. Dinamakan Watu Gong karena ada batu alam yang berbentuk Watu di sana. Di Vihara ini terdapat Pagoda Raksasa dikelilingi dengan Kwan Im berbagai pose mulai dari membawa anak laki, lalu anak perempuan, dll. Dewi utamanya Dewi Kwan Im juga ada patung Buddha yang berada di bawah pohon Bodhi
Perjalanan kita lanjutkan ke Gua Maria Kerep Ambarawa. Di Ambarawa ini terdapat Patung Bunda Maria yang raksasa
Setelah itu kita menuju ke Museum Kereta Api di Jalan Stasiun No. 1 dekat dengan Gua Mari Kerep. Di Museum ini kita ditunjukkan berbagai macam lokomotif kereta api yang pernah ada di Indonesia. Mulai dari kereta yang masih pakai batu bara sampai kereta yang sudah modern. Kita bisa naik di tiap lokomotifnya ada foto terowongan-terowongan bersejarah tempat lewatnya kereta juga. Kalau datang pk. 8.00 saat weekend kita bisa naik kereta wisata keliling Ambarawa selama 2 jam. Sayang tiketnya sudah habis. Tiket masuknya Rp. 10.000; Tiket kereta wisatanya Rp 50.000
Setelah itu kita makan Gudeg Koyor Bu Naryo di Jalan Pemuda no 16. Tempatnya kecil tapi rasa gudegnya bener-bener enak, murah lagi. Makan untuk 3 orang + 4 minum + 2 krupuk cuma habis Rp. 40.000.
Setelah makan kita mampir sebentar ke Eling Bening. Eling Bening ini kolam renang tapi berhubung tempatnya di atas bukit jadi pemandangan dari atas tampak bagus. Kolam renangnya juga seperti infinity pool.
Setelah itu pulang, Gila tolnya lancar jaya men. Dari Bawen ke Waru Gunung 4 jam sudah sama duduk-duduk isi bensin pipis dan ngemil juga lho. biaya tolnya Rp. 237.500 menempuh jarak dari Km 222 sampai Km 744. Lancar Jaya Terima Kasih Raja Cebong Pakdhe Jokowi....
Untuk yang suka mabok perjalanan bisa bawa minyak angin aromaterapi edelweis panasnya pas wanginya enak
Happy New Year
Comments
Post a Comment