Gunung Lawu
Liburan Nyepi tahun ini bertepatan pada hari Sabtu (Libur 2 hari Sabtu-Minggu tanggal 17-18 Maret 18). Saya melakukan perjalanan memanjat puncak Pringgodani Gunung Lawu. Puncak Pringgodani ini terletak di Desa Blumbang Kecamatan Tawangmangu. Berangkat dari Surabaya pk. 6.30 pagi menggunakan hiace (2,5juta/ 2 hari). Kami melewati tol sumo yang baru tapi setelah keluar tol di Kertosono macetnya luar biasa. Di hutan Saradan banyak penjual durian menggoda selera sekali sayang tidak bisa mampir. Sampai Magetan pk. 12.00 istirahat makan siang dulu sampai pk. 13.00. Keadaan mendung dan sedikit gerimis. Sampai di parkiran sekitar pk. 15.00 saat itu hujan deras kita membeli jas hujan plastik Rp. 6.000 lebih murah daripada di Surabaya.
Kita jalan memanjat gunung selama kurang lebih 1 jam 15 menit (sudah dengan istirahat di beberapa post). Maklum puncak Pringgodani ini berada di ketinggian 1.300 m di atas permukaan laut. Perlengkapan tidur kita dipikulkan orang (Rp. 300.000/ 2 tukang pikul). Perjalanannya menanjak tapi sudah ada tangga batunya, dan sudah terpasang lampu sepanjang jalan. Setelah sampai di atas kami menginap di rumah Bu Yanti. Kami tidur di tempat loss beralaskan kayu tapi kamar mandinya sudah bagus kok nggak tradisional yang gimana gitu. Hehehe....
Begitu sampai kami disuguhi teh tawar hangat dan tempe masak apa ya itu makanan tradisional tapi enak. Nikmat dingin-dingin makan dan minum begituan
Di dekat rumah Bu Yanti, terdapat seperti pesarean, atau padepokan ya istilahnya. Ah yang jelas tempat sembahyang Eyang Lawu (Panembahan Senopati Kotjo Negoro).
Makan malamnya Nasi ayam, ada perkedelnya, krecek masak santan (g tau namanya apa pokoke uenak tenan mak nyus), Anggur, pisang, lalu juga di suguhi kue pancong krasa banget kelapanya gede-gede lagi, krupuk Udangnya juga enak. Minumnya Bir. Tidur langsung nyenyak
Malam ini udara cukup dingin untung bawa sleeping bag, kaos kaki, topi yang ada penutup kupingnya.
Paginya kita sarapan nasi goreng ikan asin + krecek masak santan + nasi gurih enak lalu mandi di Air terjun Pringgodani tapi ada yang bilang Curug Pengantin (tapi kok beda dengan di Inet2 ya Curug Pengantin yang ini) Whateverlah apa namanya, airnya dingin seger tapi membuat beku. Ada 7 pancuran yang ke 7 yang paling besar dan bisa untuk mandi. Untuk sampai di Curug Pengantin kami disuguhi pemandangan yang bagus ada air terjun kecil-kecil juga mengalir di sungainya.
Setelah mandi kami langsung pulang. Perjalanan turun gunung cuaca cerah jadi bisa tolah-toleh melihat hutan yang indah dan ada pedesaan dan pertanian penduduk setempat di bawah. Di dekat tempat parkir ada tanah-tanah pertanian yang ditanami wortel, kubis, bawang merah, bawang prei, lombok, dll. Bagus banget.
Pulangnya kami mampir ke Vihara Lawu. Vihara ini unik bentuk patungnya berbeda dengan patung-patung terasa perpaduan adat Jawa, seperti Mi lek Fo nya sepintas mirip dengan Semar, dll gitu. Dewa utamanya Kongco Kwan Kong. Di Vihara ini juga ada tempat pemujaan Eyang Lawu. Konon katanya patung-patung di Vihara ini sudah ada sejak zaman Majapahit.
Di luar Vihara ini kita disuguhi tanah pertanian penduduk yang indah juga. Kotak-kotak rapi di kaki gunung.
Kami makan siang di Madiun, makan Pecel Madiun. Setelah makan siang kami langsung meluncur ke Surabaya. Sampai Surabaya pk. 19.00.
Berakhir sudah liburanku kali ini...
Pengetahuan tambahan yang saya googling. Katanya Presiden SBY, Presiden Soeharto pernah ke sini. Pertapaan Pringgodani ini tempatnya Sunan Lawu atau Raja Majapahit Brawijaya V. Nama Pringgodani berasal dari kata Pring (bambu) nggon (tempat) ndani= (ndandani=memperbaiki) jadi Pringgodani artinya bambu untuk memperbaikj diri
Curug Pengantin ada |
Air terjun kecil2 yang bagus |
Perjalanan awal |
Dari puncak Pringgodani |
Wortel dan Bawang |
Desa tersembunyi |
Comments
Post a Comment